Kondisi pendidikan di Finlandia pada era 80-an tidaklah lebih baik dari
Indonesia. Namun dalam 3 dekade terakhir, dunia pendidikan di negara kawasan
Skandinavia tersebut langsung mengalami kemajuan sangat pesat.
Ternyata rahasia di balik
berhasilnya reformasi pendidikan di Finlandia karena negara itu mengikuti
ajaran dari Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hadjar Dewantara. pendidikan di Finlandia
dikembangkan berdasarkan sejumlah buku yang ditulis Ki Hadjar Dewantara yang
merupakan Menteri Pendidikan pertama di Indonesia. Namun, kata Anies, ironisnya
ajaran Ki Hadjar tersebut diabaikan di Indonesia.
Dua tahun silam, dalam pidatonya yang bertajuk “Gawat Darurat
Pendidikan di Indonesia”, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies
Baswedan memaparkan adanya kesamaan konsep pendidikan Finlandia
dengan konsep pendidikan yang diusung Ki Hadjar Dewantara.
Ia menuturkan, kesamaan pertama merujuk pada kebijakan pemerintah
Finlandia untuk menempatkan standarisasi pendidikan secara proporsional.
Konsep ini sama dengan buah pikiran Ki Hadjar Dewantara dalam buku
“Pusara” (1940) yang menyatakan: “Jangan menyeragamkan hal-hal yang tidak perlu
atau tidak bisa diseragamkan. Perbedaan bakat dan keadaan hidup anak dan
masyarakat yang satu dengan yang lain harus menjadi perhatian dan diakomodasi.”
Masih merujuk pada buku yang sama, Pusara (1940), terlihat
kesamaan lain konsep pendidikan Finlandia dengan Ki Hadjar Dewantara.
Pemerintah Finlandia yang menekankan pengaruh besar kesetaraan pada kinerja
pendidikan rasanya akan “mengangguk” dengan pernyataan Ki Hadjar Dewantara
berikut ini: “Rakyat perlu diberi hak dan kesempatan yang sama untuk mendapat
pendidikan berkualitas sesuai kepentingan hidup kebudayaan dan kepentingan
hidup kemasyarakatannya.”
Sekitar 78 tahun yang lalu, dalam buku Keluarga, Ki
Hadjar Dewantara berpendapat “Anak-anak tumbuh berdasarkan kekuatan kodratinya
yang unik, tak mungkin pendidik ‘mengubah padi menjadi jagung’, atau
sebaliknya.” Konsep yang sama jika merujuk pada pandangan pemerintah Finlandia
yang menganggap standarisasi kaku dan berlebihan merupakan musuh kreativitas.
Kesamaan yang terakhir muncul dalam Mimbar Indonesia (1948)
saat Ki Hadjar Dewantara menganggap “Bermain adalah untutan jiwa anak untuk
menuju ke arah kemajuan hidup jasmani maupun rohani.” Secara singkat, Finlandia
juga selalu menekankan bahwa anak harus bermain.
Fakta-fakta kesamaan konsep pendidikan Finlandia dengan Ki Hadjar
Dewantara inilah yang membuat Anies Baswedan berujar: “Ironis ketika negara
lain menerapkan prinsip-prinsip pendidikan Ki Hadjar Dewantara yang ditulis
puluhan tahun lalu dan sukses meningkatkan kinerja pendidikan mereka... saat
kita sendiri semakin terasing dari pemikiran-pemikirannya.”
Perbedaan pendidikan
di Finlandia dan Indonesia
Disalin dari
status FB-nya Bukik Setiawan
Finlandia:
Less is better. Teaching less is better
Indonesia:
More is better. Teaching more is better
Finlandia:
Kurangi kesenjangan, jalankan kesetaraan
Indonesia:
Menjaga kesenjangan, jalankan sekolah favorit
Finlandia:
Tidak ada PR. Tidak ada UN
Indonesia:
Banyak PR. UN setiap jenjang
Finlandia:
Mengajak anak bebas bermain
Indonesia: Mengajak
anak serius sejak dini
Finlandia:
Sekolah menggunakan kurikulum sendiri
Indonesia:
Kurikulum didikte dari pusat
Finlandia:
Pendidikan guru tidak berbasis standar/kompetensi
Indonesia:
Pendidikan guru harus menguasai banyak kompetensi
Finlandia:
Guru lebih banyak waktu berinteraksi dengan siswa
Indonesia:
Guru lebih banyak berinteraksi dengan kertas/administrasi
Finlandia:
Orang tua menyekolahkan anak ke sekolah terdekat
Indonesia: Orang
tua menyekolahkan anak ke sekolah terbaik
Finlandia:
Guru harus menghargai keunikan siswa
Indonesia:
Guru harus menstandarkan keunikan siswa
Finlandia:
Ajarkan kolaborasi, sebelum kompetisi
Indonesia:
Kompetisi dari hari pertama hingga terakhir sekolah
Finlandia:
Mengelompokkan siswa berdasarkan kemampuan itu ilegal
Indonesia:
Mengelompokkan siswa berdasarkan kemampuan itu harus
Finlandia:
Tidak ada ranking bagi siswa, kelas, maupun sekolah
Indonesia:
Siswa, kelas dan sekolah dirangking
Finlandia:
Visinya membuat sekolah terbaik untuk anak
Indonesia:
Visinya membuat sekolah terbaik di dunia
Tak bisakah
kita berpikir sederhana? Membuat tempat yang nyaman buat anak belajar?
Finlandia lebih percaya diri dalam menjalankan prinsip pendidikan bapak pendidikan Indonesia: Ki Hadjar Dewantoro. Kita? Kita angkat namanya, tapi kita buang ajarannya.
Finlandia lebih percaya diri dalam menjalankan prinsip pendidikan bapak pendidikan Indonesia: Ki Hadjar Dewantoro. Kita? Kita angkat namanya, tapi kita buang ajarannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar