A.
Pendidikan Penghargaan
Di kemukakan oleh Ramayulis bahwa
penghargaan adalah suatu yang menyenangkan yang dijadikan hadiah bagi anak yang
berprestasi baik dalam belajar ataupun sikap prilaku. Yang terpenting dalam
penghargaan adalah hasil yang dicapai oleh anak, dan dengan hasil tersebut
pendidikan dapat membentuk kata hati dan kemauan yang lebih baik dan lebih
keras pada anak tersebut. Dengan kata lain, penghargaan merupakan tindakan dari
pendidik yang berfungsi memperkuat penguasaan tujuan pendidikan.
Penghargaan adalah salah satu alat
pendidikan. Jadi, maksud dari Penghargaan ialah sebagai alat untuk mendidik
supaya anak merasa senang karena perbuatan atau pekerjaannya mendapatkan
penghargaan. Dengan demikian anak akan lebih keras lagi kemauannya untuk
bekerja atau berbuat yang lebih baik lagi.
Dalam pemberian penghargaan, ada penguatan
yang diberikan pendidik kepada siswa. Melalui ketrampilan dasar mengajar dalam
bentuk ketrampilan verbal dan non verbal. Penguatan verbal adalah penguatan
yang diungkapkan dengan kata-kata, baik kata-kata pujian dan penghargaan atau
kata-kata koreksi.
Misalnya kata-kata benar, bagus,
baik, tepat dan lain sebagainya. Sedangkan ketrampilan non verbal adalah
penguatan yang diberikan pendidik melalui ungkapan atau melalui bahasa isyarat.
Seperti anggukan kepala, jempol dan lain sebagainya. Melalui kata-kata itu maka
siswa akan merasa puas dan tersanjung dan berbesar hati.
Penghargaan yang diberikan oleh
pendidik kepada peserta didik secar tepat dan bijaksana akan mampu membuat
sikap toleransi dan saling menghargai kepada peserta didik. Penghargaan juga mampu
mempererat ikatan antara pendidik dengan peserta didik. Oleh sebab itu, guru
dituntut mampu melaksanakan ketrampilan-ketrampilan mengajar dengan baik dan
tepat.
Penghargaan harus diberikan pada
saat yang tepat, yaitu segera sesudah anak didik berhasil (jangan ditunda),
jangan diberikan janji, karena akan dijadikan sebagai tujuan kegiatan. Seorang
pendidik juga harus menyesuaikan dengan perbuatan-perbuatan atau pekerjaan anak
didik. Jangan sampai menebalkan sifat materialis pada anak didik, kemudian pendidik
juga harus menghilangkan anggapan anak didik terhadap upah atau balas jasa atas
perbuatan yang dilakukan.
Dalam buku teori kepribadiannya
Syamsu Yusuf dkk mengatakan bahwa penghargaan dari orang lain seperti
pengakuan, perhatian akan mampu menimbulkan rasa percaya diri akan kemampuan
dan penampilannya, menjadi lebih kompeten dan produktif dalam semua aspek
kehidupan.
B.
Penghargaan
Seni (Apresiasi Seni)
a. Pengertian Penghargaan Seni (Apresiasi Seni)
Menurut etimologi (segi bahasa), apresiasi
berasal dari Bahasa Latin, “appretiatius” yang berarti suatu penghargaan
atau penilaian. Selain itu, di dalam Bahasa Inggris kita mengenalnya dengan “appreciate”
yang artinya melihat karya, menentukan nilai, menikmati ,menyadari keindahan,
dan menghayatinya.
Apresiasi
ialah proses penilaian atau penghargaan positif yang diberikan seseorang
terhadap suatu karya.
Karya ialah suatu
kegiatan yang dilakukan manusia dan membuahkan hasil.
Seni adalah
suatu strategi yang digunakan manusia dengan cara mengimajinasikan ide,
gagasan, dan inspirasi menjadi nyata agar dapat dilihat/diketahui oleh publik.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa apresiasi karya seni
adalah kegiatan yang dilakukan untuk menilai suatu karya seni. Penilaian
tersebut dapat berupa mengenali, menilai, mengakui, dan menghargai nilai seni
yang terdapat pada karya seni tersebut. Dengan kata lain, seseorang akan
menilai suatu karya seni baik dengan cara melihat, menikmati, mendengar,
menilai, menghayati, menjiwai maupun membandingkan karya satu dengan lainnya.
Menurut Brent G. Wilson (buku : Evaluation of
Learning in Art Education), apresiasi memiliki 3 domain (konteks), yaitu :
§
Feeling
(Perasaan) : berkaitan dengan perasaan mengenai suatu keindahan.
§
Valuing
(Penilaian) : berkaitan dengan nilai karya seni.
§
Emphatizing
(Empati) : berkaitan dengan penghormatan/penghargaan terhadap
dunia seni dan profesi (pelukis, pepatung, pemahat, pegrafis, pedesain, pekria,
dan lain sebagainya).
b. Tujuan dan
Manfaat Penghargaan (Apresiasi Seni)
Apresiasi seni sangat bermanfaat bagi suatu bangsa,
karena dengan kita ikut mengapresiasi, maka secara tidak langsung kita telah
ikut mengembangkan kemampuan seseorang. Pengembangan tersebut bisa didapat baik
melalui kemampuan pikiran, tindakan dan pengembangan kepribadian
seseorang.
Tujuan pokok (utama) dari apresiasi seni yang
sebenarnya adalah agar publik tahu maksud dan tujuan dari pembuatan karya seni
tersebut. Akhirnya, masyarakat pun dapat menilai, menanggapi dan menikmati
suatu karya seni yang telah ada.
Adapun
tujuan akhir apresiasi seni antara lain yaitu :
· Untuk
mengevaluasi dan mengembangkan nilai keindahan karya seni ;
· Untuk
mengembangkan daya kreasi dan imajinasi ;
· Untuk
menyempurnakan karya seni.
c.
Fungsi Penghargaan (Apresiasi Seni)
Ketika kita mengapresiasi karya, kita tentu perlu tahu
apa sebenarnya fungsi dari mengapresiasi. Adapun fungsi tersebut antara lain :
· Sebagai sarana meningkatkan rasa
cinta terhadap karya anak bangsa Indonesia, sekaligus peduli terhadap sesama.
· Sarana untuk penilaian, penikmatan,
empati, hiburan dan edukasi.
· Sebagai sarana untuk mengembangkan
kemampuan manusia dalam beberapa hal.
Selain itu, apresiasi juga mampu menimbulkan hubungan
timbal-balik yang positif antara penikmat karya seni (apresiator) dan
pembuat (seniman). Karena hal inilah, diharapkan seniman mampu
menciptakan karya seni yang jauh lebih baik dan berkualitas dari sebelumnya.
d. Jenis Penghargaan (Apresiasi Seni)
Apresiasi
seni dibedakan menjadi 2, yaitu :
· Apresiasi
pasif : apresiasi yang umumnya dilakukan oleh orang yang
masih awam terhadap seni, namun memiliki minat yang baik terhadap suatu karya
seni.
· Apresiasi
aktif : apresiasi yang muncul setelah menilai suatu karya
seni.
e.
Tingkatan Penghargaan (Apresiasi Seni)
· Apresiasi
empatik : suatu sikap apresiasi yang menilai karya seni dengan
tangkapan indrawi saja. Dengan kata lain, penilaian baik dan buruknya suatu
karya dilakukan dengan pengamatan semata. Biasanya, apresiasi jenis ini
dilakukan oleh orang awam yang kurang mengerti dunia seni.
· Apresiasi
estetis : sikap apresiasi yang menilai keindahan karya seni
disertai pengamatan dan penghayatan yang lebih mendalam.
· Apresiasi
kritis : apresiasi yang menilai karya seni dengan
mengklasifikasi, mendeskripsi, menjelaskan, menganalisis,
menafsirkan/menginterpretasi dan mengevaluasi serta menyimpulkan hasil
pengamatannya secara akurat dan bertanggung jawab. Dengan kata lain, apresiasi
ini dilakukan dengan cara ilmiah dan lebih bersifat keilmuan. Biasanya
dilakukan oleh kritikus yang memang sudah mendalami bidang tersebut.
http://repository.uin-suska.ac.id/4514/3/BAB%20II.pdf